Highest ranking : #5 surabaya #1 teknik #5 kimia Dulu saya nggak pernah mengharap menjadi pekerjaan saya saat ini. Dulu saya berniat untuk masuk sekolah untuk abdi negara. Namun tahun pertama saya gagal karena usia saya masih 15 tahun. Ya akhirnya saya kuliah di Politeknik Negeri ternama. Saat tahun kedua saya berniat untuk mendaftar di salah satu sekolah kedinasan yang saya inginkan. Namun melihat kondisi keluarga yang jauh dari kata sejahtera. Bahkan penuh dengan kata terbatas. Saya akhirnya memutuskan untuk mengubur dalam-dalam impian saya. Nggak papa saya nggak bisa jadi abdi negara. Intinya saya bisa mencakupi kebutuhan keluarga. Saya tidak bisa lolos tapi saya berharap adek saya lolos. Itu sudah lebih dari cukup. Saya lulus kuliah dengan predikat cumlaude dan langsung mendapat tawaran dari Mrs. Jean Austen Malfoy, CEO Chevron Indonesia. Istri dari Mr. Draco Malfoy, CEO Chevron Pasific. Dari sana saya di masukkan dalam tim khusus untuk menentukan titik kedalaman minyak bumi bersama dengan anggota saya dengan nama Gold Empire sampai kini. Kisah cinta yang ada disini memang tidak terkesan manis seperti karya besar lainnya. Tapi inilah realita dengan kebanggan menjadi engineer. Jika seorang laki-laki punya penghasilan tinggi sekalipun tinggal di atas lautan punya derajat tinggi dalam masyarakat. Tapi tidak seorang perempuan, yang selalu jadi korban cacian dan makian masyarakat. Engineer In Love. "Seorang perempuan memang pada akhirnya akan berakhir di dapur. Tapi jangan judge semua perempuan yang berpendidikan tinggi. Bagi kami pendidikan adalah kebutuhan bukan ingin terlihat pintar. Laki-laki hebat ada perempuan hebat di belakang nya begitupun para perempuan hebat punya Laki-laki hebat di belakang mereka. Semua setara bukan tapi mengapa saat kesuksesan di raih seorang perempuan justru membuatnya tampak mencolok dan dipandang berbeda?," Inilah kisah ku Ashana Mahya Ardianti Satyadewata Update seminggu sekali. Lebih jika free Ditulis 24 Agustus 2020All Rights Reserved