9 parts Ongoing Aku melihatnya di antara lautan manusia sebuah pulau yang tak tersentuh, terpisah dari kesibukan dunia.
Sorot matanya seperti pisau yang diasah tajam, memotong setiap pretensi dan kepalsuan. Senyumnya... oh, senyum itu. Sebuah senyum yang bisa membuat para dewi turun dari Olympus, namun membuatku merasa seperti sedang berdiri di tepi jurang.
Tiga tahun aku mengumpulkan keberanian dari kejauhan, seperti astronom yang mempelajari bintang yang tahu dia tak akan pernah bisa dijamah. Aku pikir, mungkin inilah yang mereka sebut cinta perasaan yang membuatmu rela menunggu selamanya.
Tapi ternyata, aku bukan sedang mengagumi bintang.
Aku sedang memandang black hole yang perlahan menyedot segalanya, termasuk sisa-sisa jiwaku.
"Kenapa kau ingin mati, Yuri?"
Suaranya seperti beludru yang dibalut racun. Senyumnya mengembang, puas, seperti kolektor yang baru saja mendapatkan mangsa terindahnya.
"Aku masi belum puas melihat wajah cantikmu ketika menangis. Setiap air matamu.. adalah mahakarya."
___________________________________
⚠️ Trigger Warning / Content Warning
Cerita Sweet Poison mengandung tema dan adegan yang dapat memicu ketidaknyamanan bagi sebagian pembaca. Harap membaca dengan bijak.
Konten sensitif yang terdapat dalam cerita:
Kekerasan fisik dan psikologis
Luka tembak, darah, dan adegan kematian
Tekanan mental, relasi toksik, serta kendali manipulatif
Penggunaan narkotika dan aktivitas ilegal lainnya
Tema trauma, kehilangan, dan balas dendam
Beberapa bagian ditulis secara eksplisit untuk menggambarkan realitas yang brutal.
Pembaca diharapkan berusia 18+ dan mempertimbangkan kondisi emosional pribadi sebelum melanjutkan pembacaan.
🙏🙏🙏
Happy Reading🦋
----