Kasih : "Seandainya aku tidak seperti ini, aku akan membantu mereka semua. Seandainya nasib bisa direncanakan dan bisa ditentukan, aku harap aku bisa mengatur nasibku. Pahit yang sudah keterima selama ini membuatku nyaman dengannya, tidak ada rasa kasih sayang seorang ayah, teman dan keluarga. Mungkin usaha dan doaku belum di kabulkan oleh tuhan. Tapi apakah aku harus merasakan ini di sepanjang usiaku? aku harap tuhan bisa merubah Takdir dan Nasibku. Seperti anak kebanyaakan lainnya." Jika kebahagiaan menciptakan batas antara kasih dan keluarganya, apakah cinta dari seorang ayah mampu menepis batas itu? Cinta itu didapati kasih dari seorang gadis yang menjadi teman hidupnya. Namun ternyata, gadis itu adalah gadis yang hanya menjadi teman sedihnya. Kasih sudah menganggap dia seperti kakaknya. Akankah gadis itu selamanya tetap ada? apakah hanya sekedar khayalannya saja?
1 part