[Hiatus] "K-kenapa kamu tertawa?" tanya Kayla heran. Lelaki di depannya itu menghentikan tawanya. Lantas mengulum senyum sambil menatap Kayla. "Karenamu!" timpalnya. Kayla tertegun, tak mengerti dengan situasi di depannya ini. Kenapa pemuda yang baru saja hendak bunuh diri ini sama sekali tak terlihat seperti seseorang yang putus asa atau sedang banyak masalah? Melihat raut kebingungan Kayla, pemuda itu kembali menarik senyumannya. Ia kemudian mendongak membiarkan tetesan air hujan yang tak begitu deras itu menetes di wajahnya. "K-kenapa dengan saya?" tanya Kayla gugup juga heran. Apalagi saat melihat lelaki tadi malah memejamkan matanya dengan kepala yang mendongak. Seolah sedang menikmati air hujan yang menetes di wajahnya. Mendengar pertanyaan Kayla. Pemuda itu menghentikan kegiatannya. Ia menatap Kayla dengan lekat. "Pikiranmu itu!" ucap sang pemuda. "Pikiran saya? Kenapa dengan pikiran saya? Bicaralah dengan jelas!" kesal Kayla "Pikiranmu... Bodoh?" Kedua mata Kayla melotot mendengar ucapan sarat akan penghinaan itu. Ia ingin membuka suara namun urung ketika pemuda itu melanjutkan kalimatnya. "Tidak semua orang yang berdiri di atas pembatas jembatan itu ingin melompat, Nona. Begitupun dengan saya. Saya tidak ingin mengakhiri hidup. Em... Tapi ya saya akan mengucapkan terimakasih atas rasa simpatimu yang tinggi." Bum! Detik itu juga rasanya Kayla ingin menenggelamkan diri di rawa-rawa dan tak menampakkan wajahnya di hadapan pemuda ini. Kenapa tadi Kayla tidak berpikir panjang dan malah langsung menarik pemuda itu? Padahal belum tentu lelaki itu ingin melompat dan mengakhiri hidupnya. Sekarang Kayla harus bagaimana? Rasanya begitu malu karena sudah bersuuzan pada pemuda itu. Tolong, siapapun bawa Kayla menghilang dari hadapan pemuda ini sekarang juga.
3 parts