Sudah lama tidak bertemu denganmu," ujar pria beriris mata tajam terseyum hangat pada wanita yang berdiri dua langkah di depannya. "Apa kau merindukanku seperti aku merindukanmu?" lagi-lagi pria itu bersuara dengan penuh pengharapan di sana. Namun wanita itu hanya diam, dengan tangan gemetaran, dan mata yang berkaca-kaca. Apalagi ketika laki-laki itu maju satu langkah kedepannya. "Sepertinya kau sangat merindukan aku bunny, aku bisa melihatnya di matamu. Lihatlah kekasihmu kembali," ucap pria itu menyentuh wajah Hana dan perlahan buliran bening itu jatuh begitu saja. Hingga membuat laki-laki itu memeluknya. "kau siapa?" akhirnya Hana mengeluarkan suaranya walaupun ia kelihatan sangat gugup sekarang. "Kata-katamu barusan menyakitiku, apakah aku harus memanggilmu im Nayeon, baru kau mengenalku? " bisiknya di telinga gadis itu. Tubuh Hana terasa lemas, ketika laki-laki itu mengusap punggungnya lembut penuh kasih sayang, bukan rasa nyaman yang ia rasakan melainkan rasa takut yang tak tertahan. "Waktu mainmu sudah habis bunny, saatnya untuk kembali padaku."