--------
Lyodra berbalik meninggalkan kerumunan. Melihat apa yang dilihatnya saat ini menjadikan hatinya semakin sakit. Entah.
Dirinya merasa di bohongi. Pertemuan yang terjalin indah, nyatanya hanya menyisakan kepedihan yang mendalam.
Raja berlari keluar mencari Lyodra. Dia salah. Sangat salah. Semua yang tersimpan rapi dalam peti mati terungkap. Dia menyakiti Lyodra untuk kedua kalinya.
"Ly, tunggu dulu. Listen to me, please Ly?"
Raja meraih tangan Lyodra, namun dengan cepat Lyodra menyingkirkan tangan Raja. Lyodra berbalik dan menatap Raja dengan air mata yang sudah keluar dari kedua sudut matanya.
"Kenapa Kak Raja enggak mau bicara tentang ini dari awal? Kenapa kak kenapa?" Raja diam. Ia tidak punya alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan itu.
"Kenapa diem? Kak Raja enggak bisa jawab?" Tanya Lyodra sekali lagi. Setelah menunggu beberapa detik dan Raja tidak kunjung memberi jawaban, Lyodra berbalik dan meninggalkan Raja.
"Aku anter pulang ya." Minta Raja pada Lyodra. Belum sempat menjawab, sesorang sudah menjawab permintaan Raja.
"Lyodra biar pulang sama gue. Gue lebih pantes dari pada lo."
"Ayo Ly." Lyodra mengangguk dan berjalan meninggalkan Raja yang masih diam dan tidak bergerak.
--------
Kita sama-sama berharap, kamu benar-benar untuk aku, dan aku untuk kamu. Tidak ada yang berbeda diantara kita. Hanya masalah masa lalu yang membuat kita harus menjauh sementara waktu.- Raja dan Lyodra.