HYACINT UNTUK AKU
  • Reads 11,860
  • Votes 1,442
  • Parts 22
  • Reads 11,860
  • Votes 1,442
  • Parts 22
Ongoing, First published Jul 31, 2020
--------
Lyodra berbalik meninggalkan kerumunan. Melihat apa yang dilihatnya saat ini menjadikan hatinya semakin sakit. Entah. 

Dirinya merasa di bohongi. Pertemuan yang terjalin indah, nyatanya hanya menyisakan kepedihan yang mendalam.

Raja berlari keluar mencari Lyodra. Dia salah. Sangat salah. Semua yang tersimpan rapi dalam peti mati terungkap. Dia menyakiti Lyodra untuk kedua kalinya.

"Ly, tunggu dulu. Listen to me, please Ly?" 

Raja meraih tangan Lyodra, namun dengan cepat Lyodra menyingkirkan tangan Raja. Lyodra berbalik dan menatap Raja dengan air mata yang sudah keluar dari kedua sudut matanya.

"Kenapa Kak Raja enggak mau bicara tentang ini dari awal? Kenapa kak kenapa?" Raja diam. Ia tidak punya alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan itu.

"Kenapa diem? Kak Raja enggak bisa jawab?" Tanya Lyodra sekali lagi. Setelah menunggu beberapa detik dan Raja tidak kunjung memberi jawaban, Lyodra berbalik dan meninggalkan Raja.

"Aku anter pulang ya." Minta Raja pada Lyodra. Belum sempat menjawab, sesorang sudah menjawab permintaan Raja.

"Lyodra biar pulang sama gue. Gue lebih pantes dari pada lo." 

"Ayo Ly." Lyodra mengangguk dan berjalan meninggalkan Raja yang masih diam dan tidak bergerak.
--------

Kita sama-sama berharap, kamu benar-benar untuk aku, dan aku untuk kamu. Tidak ada yang berbeda diantara kita. Hanya masalah masa lalu yang membuat kita harus menjauh sementara waktu.- Raja dan Lyodra.
All Rights Reserved
Sign up to add HYACINT UNTUK AKU to your library and receive updates
or
#819pendidikan
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
After Graduation cover
He Fell First and She Never Fell? cover
The Best Of Miracle cover
BABY CHANIE cover
Kesayangan Bunda cover
antagonis wife [TERBIT] cover
Rafa  cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.