Story cover for Affogato[END] by P_IndriA
Affogato[END]
  • WpView
    Reads 189
  • WpVote
    Votes 80
  • WpPart
    Parts 7
  • WpView
    Reads 189
  • WpVote
    Votes 80
  • WpPart
    Parts 7
Ongoing, First published Aug 01, 2020
"Mempermainkanmu menarik sekali Syakila."

         Aku senang sekali bisa mempermainkannya dan balas mengerjainya karena kekesalanku soal surat cinta waktu itu. Hingga membuatku menciumnya demi sebuah stempel.

          Awalnya aku hanya ingin mempermainkannya, tapi sejak bertemu dengannya, melihat senyumannya, berusaha mengenal dirinya, aku semakin berubah jadi tidak seperti diriku yang biasanya. 

Gadis itu 'Syakila Qirani'.





Haii ini sequel dari Shivviness atau lebih tepatnya cerita dari sudut pandang si Shaquille Melviano. Disarankan baca terlebih dulu cerita Shivviness agar lebih memahami alur ceritanya..

Terima kasih.
All Rights Reserved
Sign up to add Affogato[END] to your library and receive updates
or
#2affogato
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Shivviness[END] cover
 Tunggu Aku Dirumahmu Ukhti  cover
Cold Ceo's Favorite Wife cover
Cold Boyfriend [Ending]  cover
Semua Tentang Kita cover
Cinta Yang Hilang (On Going) cover
D O M I N A N || RUPHA cover
Dawn's Notes : It All Starts at Dawn  cover
The Gorgeous Devil cover
LOVE STORY QIANARRA cover

Shivviness[END]

41 parts Complete

Suatu ketika aku bermimpi. Berlari tanpa arah di tengah jalan berkabut. Dan batu kecil pun bisa membuatku jatuh tersandung. Dengan rasa sakit, tak mampu berdiri sendiri. Aku menengadahkan kepala dan melihat sosok samar orang yang kusukai. Dia hanya terdiam seraya perlahan mengulurkan tangannya menanti aku tuk meraihnya. Begitulah... tangan itu memang harus kuraih sendiri. Aku harus berusaha menggapainya. "Akan kuraih..." sesaat aku berpikir seperti itu, seraya kuulurkan tanganku padanya. Kau tahu apa yang terjadi padaku kemudian?... Tanpa kusadari ada sosok lain yang sudah lebih dahulu mendekat dan membantuku kembali berdiri. Tangannya tak hanya terulur tetapi juga dengan erat menggenggamku. "Tenanglah." bisiknya, "Aku akan selalu ada untukmu." Kabut perlahan menghilang, memperlihatkan dengan jelas sosok didekatku itu. Aku tak terkejut. Aku sudah tahu, ternyata memang dia. Selalu dia... Karena bahagia sesederhana itu..