"lo gak akan pernah tau apa yang gue rasain. Jadi lo jangan sok tau sama masalah gue. Gak semuanya harus gue ceritain ke lo kan?!" Bian pun berdiri dari kursi yang didudukinya. Menatapku tajam seolah tak suka akan keberadaanku di hidupnya. Ia meraih kunci motor lalu pergi begitu saja. Tanpa sepatah kata, ia menutup pintu kaca cafe ini dengan keras.