Dia datang tanpa menyebutkan nama. Kami bersama tanpa pernah sekalipun ia mengatakan cinta. Itulah Dika, Dika-ku, Cappuccinoku, Lelaki Ajaibku. Dika hadir, mengisi dan mewarnai sepi hari-hariku. Dika hadir membawa kedamaian yang mengubah hidupku hingga menjadi ceria dan penuh warna. Bersama Dika selalu ada senyum, tawa dan canda. Bersamanya benak ini dipenuhi suka gembira. Jiwa ini selalu merasa damai bersamanya.
Dalam hangat kebersamaan dengan Dika, kutemukan pukau indahnya kasih. Lewat keajaiban sikap, perbuatan serta tutur katanya yang begitu sederhana namun selalu menyisakan makna, aku kembali disadarkan, bahwa hidup ini begitu indah sekedar untuk dilalui, namun terlebih diberi makna, bahwa roda kehidupan haruslah tetap diputar.
Itulah Dika, Dika-ku, Lelaki Ajaibku, Cappuccinoku, yang hadir, memberi warna, memenuhi suka gembiraku, mengajariku tentang pekerti kasih dan menunjukkan kepadaku perihal sayang serta menjadikanku bahagianya.
Tapi... sampai pada titik manakah Sang Waktu akan berbaik kepadaku? Mengiringi dan menjadi saksi atas suka cita keberasamaan sepanjang hari demi hari yang kami lalui?
Pada akhirnya kusadari, betapa perjumpaan, kebersamaan, tawa, canda, air mata dan perpisahan hanyalah bagian dari Sang Waktu. Apa yang telah kami lakukan, apa yang akan kami hadapi selang dua tahun ke depan, hanyalah bagian dari Sang Waktu atas hidup kami.
Nasib telah kami goreskan, namun takdir atas nama Sang Waktu menguji kami. Sanggupkah kami? Mampukah kami? Inilah ujian sesungguhnya atas kebersamaan kami.
=AUTHORIZED TRANSLATION=
Ini adalah terjemahan Bahasa Indonesia yang sudah memiliki ijin resmi dari penulis 😊🫶🏻
⭐️⭐️⭐️
Saat Arthit mengungkapkan persaannya, Daotok tidak tahu harus berbuat apa meskipun dia juga menyukainya.
Tapi, yang terjadi adalah Daotok menolaknya.
"Kau tertarik padaku karena kau belum pernah bertemu dengan orang sepertiku."
Meskipun begitu, Arthit adalah seseorang yang keras kepala, dia terus mengungkapkan perasaanya meski terus di tolak.