Reunion •♡•
  • Reads 23
  • Votes 3
  • Parts 1
  • Reads 23
  • Votes 3
  • Parts 1
Ongoing, First published Aug 04, 2020
Mature
Cerita tentang 3 anak muda yang membuat janji dibawah pohon apple.

Mereka selau bersama, bermimpi menjadi orang yang berguna dan janji itu adalah, kabur bersama-sama meninggalkan dunia yang kusam ini bersama. Tapi bagaimana jika keduanya meninngalkanya...
.
.
.
sendiri?... 
Kusam, tidak ada jalan, semuanya buram, yang dia ingat hanya senyuman lelaki itu senantiasa menunggu untuk menjemputnya dan kembali lagi seperti dulu...
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Reunion •♡• to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Kisah Tak Sempurna cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
After Graduation cover
How To Be A Good Papa | Noren cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Kesayangan Bunda cover
Fiction -sungjake✔ cover

Dosa Ku

65 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.