(Main Story) 'Saat kau jatuh cinta pada milik orang lain.' "Bukankah kata itu terlalu kejam untuk seseorang seimut dirinya? Dia terlalu polos untuk seorang yang akan menjadi Tyrant. Yaah~ tapi tidak ada yang akan mengetahui masa depan bukan." (Name) adalah jiwa yang dikutuk. Saat dia terlahir, itu menandakan kehancuran seseorang. Tidak peduli sekuat apa pun dia mencoba mengubah masa depan, takdir buruk tidak akan berubah. Jadi kali ini dia akan hidup mengikuti arus sampai takdir itu datang padanya. "Kau tau itu akan terjadi padanya, kau tidak mencoba mencegahnya, atau setidaknya menghiburnya? Kau memang kejam (Name)." "Kenapa aku harus melakukan itu? Lagipula kau tau persis, saat aku naik ke 'ranjang' Claude, itu artinya dia akan menjadi makan malamku. Aku tidak ingin mengambil resiko di penggal karena menyentuh Kaisar." (After story) Rambut merah yang mencolok, kulit seputih salju dan mata merah menyala itu terlihat sangat cantik. "Seperti Snow White" Itulah yang dipikirkan Athanasia saat matanya bertemu dengan tuan putri Duke Winter dari utara yang baru saja turun dari kereta kudanya. 'Aku yakin mata itu berwarna merah bukannya biru.' [Who Made Me a Princess belongs to Plutus (Novelist) & Spoon (Artist).] [Fanfict ini dibuat hanya sebagai hobi, saya tidak mengambil keuntungan komersial apa pun.]