"Mel, dengerin aku dulu. Beri aku kesempatan untuk menjelaskan," Mel belum pernah seperti itu. Hatinya panas. Menahan luapan emosi yang luar biasa. "Mel,Baby. You don't understand. Apa yang kulakukan diasana...." "Apa? Memangnya telanjang berdua di kamar mandi itu apa? Main catur?" Kini Mel merasa emosi itu keluar. "No,dear. You are too far. It was only... only...." (Tidak, Sayang. Jangan berlebihan. Itu tadi hanya... hanya...." "Only what? Bachelor party, by yourself... having fun with a girl?" (Hanya apa? Pesta bujangan yang kamu lakukan sendiri... bersenang-senang dengan seorang perempuan?) "Mel, it's not like that...Listen to me. I love you, Mel. Only you...." (Mel, tidak seperti itu. Dengarlah saya. Saya mencintaimu. Mel. Hanya kamu....) Mel mengibaskan tangannya yang dipegang Joe "Mel, I really love you, Baby. That was... Only... Cuma tubuh, Mel! Tidak ada perasaan. perasaanku hanya untukmu. All my feelings....!" "Feeling?" Mel menunjukkan jari kirinya dan mengacungkannya pada Joe. "Ini apa artinya buat kamu, Joe?" Keduanya bertatap mata. Kerongkongan Joe tercekat. Perlahan, Mel melwpaskannya cincin berlian dua karat, princess cut Tiffany & Co.. yang diberikan Joe tiga bulan lalu. Hatinya remuk redam. "Selamat ulang tahun, Joe. Kamu membuat hadiah ulang tahunmu sendiri," ujar Mel tanpa memandang Joe.
6 parts