Story cover for 𝑴𝒆𝒂 π‘ͺ𝒖𝒍𝒑𝒂 βœ” by ds_crn
𝑴𝒆𝒂 π‘ͺ𝒖𝒍𝒑𝒂 βœ”
  • WpView
    Reads 8,705
  • WpVote
    Votes 1,740
  • WpPart
    Parts 51
  • WpView
    Reads 8,705
  • WpVote
    Votes 1,740
  • WpPart
    Parts 51
Complete, First published Aug 05, 2020
[  𝐄 𝐍 𝐃 ] 

BELUM DIREVISI --

Hari yang cerah ini sesuai dengan suasana hati Lea yang bahagia karena telah berhasil menemukan sebuah rumah kontrak untuk ia tinggali selama masa kuliahnya di New Orleans.

Rumah dua lantai dengan fasilitas yang cukup memadai , bahkan terdapat dua orang maid yang mengurusi keperluan penghuni rumah kontrak tersebut. Rumah kontrak yang bebas tanpa batas waktu kunjungan.

Rumah ini membuatnya mengenal orang-orang baru yang dapat memberikan banyak perubahan dalam hidupnya. Kehidupan tenangnya perlahan mulai menghilang seiring berjalannya waktu. 

"Aku pergi dulu, aku harus pergi ke kampus hari ini" ia terlihat begitu bahagia saat akan menuju tempat kuliahnya. 

Lea meninggalkan rumah dengan senyuman yang terus terlukis diwajahnya tanpa mengetahui ada seseorang yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Siapa yang tau apa isi hati seseorang selain dirinya dengan Tuhan? Tak ada. Maka, berhati-hatilah dengan orang-orang disekitarmu karena mereka dapat bertindak tanpa kau tau.
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add 𝑴𝒆𝒂 π‘ͺ𝒖𝒍𝒑𝒂 βœ” to your library and receive updates
or
#98depression
Content Guidelines
You may also like
The Fifth Taste by LioraSol
43 parts Ongoing
Hidup Rea dibagi dua: yang disembunyikan, dan yang dirindukan. Rea tumbuh di bawah cahaya lampu sorot, tapi bukan miliknya. Namanya sering disebut, tapi hanya sebagai bayangan: "Adiknya Damar." Tak ada yang benar-benar melihat Rea. Yang mendekat hanya ingin meminjam kunci masuk ke dunia sang bintang. Maka Rea memilih mundur. Menjadi samar. Menjadi wajah yang tak perlu ditunjukkan. Sebagai Reinelicious, ia bersinar tanpa nama. Tanpa wajah. Tapi di balik tiap irisan bawang dan bisikan resep, ada luka masa kecil yang belum reda. Kini, ia mencoba hidup sebagai gadis biasa-mahasiswi yang tidak menoleh spotlight, yang menyembunyikan silau dengan kemeja kotak dan kacamata besar. Namun dunia tak sesederhana itu. Ada Damar, kakak yang ia sayangi dan benci sekaligus. Ada Gilang, lelaki diam yang selalu hadir... dan entah sejak kapan jadi rumah. Ini bukan kisah cinta dalam tempo cepat. Ini kisah mereka yang pernah tenggelam, mencoba berenang ke permukaan. Lewat masakan yang menghangatkan. Lewat nyanyian yang menjerit. Lewat luka-luka yang tak ingin ditambal, tapi dipeluk perlahan-hingga terasa ringan, meski tak sepenuhnya hilang. Disclaimer: Semua tokoh, tempat, dan adegan dalam novel ini adalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, peristiwa, atau tempat dengan kehidupan nyata, itu semata kebetulan. Resep dan konten kuliner dalam cerita ini adalah bagian dari dunia fiktif Rea, dan tidak dimaksudkan sebagai rujukan teknis memasak. Beberapa lokasi dan event budaya digunakan untuk menguatkan latar cerita. Nama merek, kampus, tempat, dan tokoh publik yang disebut atau diplesetkan adalah bagian dari unsur naratif dan budaya pop, tanpa afiliasi resmi. Penyebutan figur publik hanyalah bentuk apresiasi, bukan klaim keterlibatan. Seluruh instansi dan lembaga dalam cerita bersifat rekaan, ditulis demi kebutuhan penceritaan. πŸ’›
You may also like
Slide 1 of 10
Breathe cover
Rumah Yang Kuciptakan Sendiri cover
Fase dalam Lingkaran [Selesai] cover
BarLea (On Going) cover
Forever Alone (Sudah Terbit)  cover
Till I Meet You cover
ABOUT YOU! [Harqeel] cover
The Fifth Taste cover
DEARA (END)  cover
Could you be a home for me? [TAMAT] cover

Breathe

59 parts Complete

[Trigger warning! Efek yang kalian rasakan setelah membaca cerita ini di luar tanggung jawab dan kuasa penulis.] We all here have our own struggles. Hal tersebut adalah sesuatu yang pasti dalam hidup, yang tidak dapat ditentang lagi. Itu pula yang dirasakan oleh Rome. Ia sama seperti kalian. Ia pun memiliki masalahnya sendiri. Memiliki "luka"-nya sendiri. Tak terhitung berapa banyak goresan yang pernah ditorehkan dunia padanya hingga detik kau membaca kalimat ini. Sampai pada akhirnya, ia tidak dapat merasakan luka itu lagi. Kau tahu? Tingkatan sakit yang paling sakit adalah ketika kau sudah tidak dapat merasakan apa-apa lagi. Dan itulah yang dirasakan oleh Rome. Semuanya terasa kebas. Semuanya terasa begitu biasa. Semuanya terasa bagaikan bagian dari hidupnya yang mustahil untuk dihilangkan. Namun tetap saja, luka itu tidak akan pernah hilang dan akan selalu terasa sakit ketika dunia lagi-lagi menggoresnya. Bukan soal fisik, namun soal jiwanya. "Sometimes you gotta bleed to know that you're alive and have a soul." -Twenty One Pilots-