Walau pandemi masih berjalan, aktifitas rutin yg sudah membudaya berabad-abad untunglah masih bisa tetap dilakukan lagi tahun ini.
Iya, bahwa banyak pasar sempat ditutup, pusat2 keramaian, bahkan sampai tanah suci, berbulan-bulan tak membuka diri. Namun di sela-sela itu, tetap saja ada, diam-diam atau dengan terang-terangan melangsungkan pernikahan.
Bahkan bulan ini adalah puncaknya, spt biasa, tak jauh dari peringatan Idul Adha.
Kita wajib bersyukur, sebab pernikahan harus terus ada, agar manusia terus bisa berkembang biak. Agar Indonesia tdk masuk dalam daftar yg masyarakatnya tdk lagi suka nikah, cuma suka ah ah ah.
Pernikahan harus terus berlangsung, walau banyak yg bercerai. Sebanyak2nya yg bubar, masih banyak yg bertahan. Sebab dengan menikah, kamu jd punya banyak alasan, untuk terus bertahan. Anak, keluarga, nama baik, dan malas kesepian, bisa jd alasan untuk tidak bubar.
Pernikahan juga menjadi wahana yg tepat buat menghabiskan uang lebih tepat guna. Karena jk tdk menikah, uang sebanyak apapun, kadang raib tanpa sisa entah untuk apa. Dengan menikah, uang sedikit apapun punya nilai.
Pernikahan juga adalah cara agar kita bisa nge sex dengan aman, dan tenang. Tidak perlu takut digrebek massa, atau kena penyakit kelamin.
Pernikahan juga adalah cara dimana kita selamat dr pertanyaan tidak mutu dan mengganggu, kapan nikah?
Pernikahan juga sebagai tanda kita laku.
Pernikahan juga bisa sbg tanda kita sbg makhluk yg mampu bersabar, karena membangun keluarga itu tidak mudah. Mereka yg egois, jelas akan tersiksa habis. Karena kita harus kompromi dengan banyak orang, dan banyak hal.
Dalam menikah, kalau kita niatnya hanya cari senang, takut tidak kesepian, bisa jadi kita dapatkan, bisa jadi tertipu, menikah adalah berjuta2 kemungkinan diluar apa yg kita bayangkan. Bisa lebih indah dr yg kita sangka, bisa sebaliknya, neraka dunia. Kemungkinan itu bebas kamu dan pasanganmu memilih, melakoni, dan membuatnya spt apa.
\M/
Ada begitu banyak hal di dunia ini yang tak kita ketahui. Dunia yang luas masih menyimpan misteri, tidak sepantasnya rasa penasaran membuat diri menentang larangan yang telah dibuat oleh orang-orang terdahulu.
Pada tahun 1980, empat sekawan diharuskan menghadapi situasi tak terduga dan mengharuskan mereka berkelana ke alam lain demi wujud pertanggung jawaban.
FYI = 100% Fiksi.
Start :
Minggu, 21 Juli 2024
Finish :
Minggu, 15 Desember 2024. Pukul 13. 35 wib.