"Sebuket anyelir dua warna yang kami terima sejak kecil."
Di sebuah gang kecil bernama Anyelir, berdiri rumah-rumah yang tampak biasa saja. Tapi di balik dindingnya, ada enam remaja yang tumbuh di tengah reruntuhan keluarga: perceraian, kekerasan, pengabaian, pengkhianatan.
Orang-orang di blok lain menyebut tempat kami "Blok C = Cerai". Bercanda, katanya. Tapi kami tahu itu bukan lelucon.
Sean, Jay, Hilda, Rosie, dan Key-masing-masing membawa luka, cara bertahan, dan rahasia yang hanya kami, anak-anak Blok C, yang tahu. Kehidupan kami mulai berguncang saat Ezhar dan keluarganya pindah ke sini. Keluarga harmonis yang tampak seperti anomali di tengah kerusakan. Apa mungkin kehangatan bisa tumbuh di tanah retak?
Cerita ini bukan tentang akhir yang bahagia. Tapi tentang pertemanan, luka yang diwariskan, dan usaha bertahan hidup di dunia yang tak selalu adil.
Setiap bab adalah kepingan: satu tokoh, satu potongan cerita, satu sudut luka-yang saling menyambung membentuk satu gambar utuh.
Genre: Slice of Life | Drama Remaja | Coming-of-Age
[Brothership, Familyship, & Bromance Area]
[Not BL!]
.
.
.
Perlakuan kasar juga sikap acuh tak acuh menjadi landasan penyesalan mereka saat melihat tubuh itu terbaring kaku di ranjang pesakitan setelah sebelumnya di tangani oleh dokter. Satu kalimat yang keluar menyentak begitu dalam relung hati mengingat semua duka yang tertoreh pada sosok lembut itu.
"Tuan muda telah tiada."
Begitu katanya.
Sangat singkat namun kalimat itu tidak pernah ingin mereka dengar. Tidak sekali pun dalam hidup mereka.
Jika saja kesempatan kedua itu ada, maka izinkan mereka untuk menebusnya. Memberikan kehidupan lebih baik padanya yang mengulas luka penyesalan paling dalam bahkan tanpa sebuah kata.
"Mendekat lah, papa ingin mendengar detak jantung mu."
"Jangan makan makanan tidak sehat! Bawa bekal saja dari rumah."
"Jika berani bergadang, aku akan tidur sembari memelukmu hingga pagi."
"Diam saja di sana, olahraga berat tidak baik untuk tubuh mu yang lemah."
"Kenapa kalian semua bertingkah aneh seperti aku orang tua berusia seratus tahun?"
.
.
.
Bunga Hyacinth melambangkan duka, penyesalan, kecemburuan dan iri hati. Dalam mitosnya Hyacinth tumbuh dari darah seorang pemuda yang sangat di sayangi oleh Apollo dan Zephyr, dan dia terbunuh karena rasa iri Zephyr pada kedekatan antara si pemuda dan Apollo. Tetapi di sisi lain, Hyacinth juga memiliki makna pengampunan atas kesalahan orang lain.