My Petakilan Boyfriend
  • Reads 8,900
  • Votes 779
  • Parts 34
  • Reads 8,900
  • Votes 779
  • Parts 34
Ongoing, First published Aug 09, 2020
"Bella negara Lo mau ga jadi pacar gue?"

"Emm Lo serius?" Bella tak percaya

"Mentang mentang gue suka bercanda giliran serius di bercandain"

Bella nampak berfikir

"Hmm oke deh gue mau, lagipula gue pengen ngerasain pacaran sama makhluk sejenis Lo"

"Untung sayang" ucap Gilang mengelus dada.

Mantan fakgirl yg punya banyak mantan, suatu hari dia mencoba pengalaman baru yaitu berpacaran sama cowok bobrok, petakilan dan receh sekali kelakuannya. Yups dia bernama Bella, setiap hari kesabaran nya diuji oleh kelakuan makhluk bernama Gilang.

Ini murni pemikiran sendiri apabila ada kesamaan nama tokoh, latar tempat, dll itu unsur ketidaksengajaan 🤗
⚠️Typo tanpa sengaja masih bertebaran dan mengandung kata-kata Sunda kasar.
Slow update!!
All Rights Reserved
Sign up to add My Petakilan Boyfriend to your library and receive updates
or
#1kelasmenulis
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
He Fell First and She Never Fell? cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
Kisah Tak Sempurna cover
How To Be A Good Papa | Noren cover
After Graduation cover
Kesayangan Bunda cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Fiction -sungjake✔ cover

Dosa Ku

65 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.