Revenge After MOS
  • Reads 2,764
  • Votes 417
  • Parts 47
  • Reads 2,764
  • Votes 417
  • Parts 47
Complete, First published Aug 11, 2020
Mystery at School Series #2

💭💭💭

"Ah, ya. Tadi kau bilang, 'kan, kalau fungsi hati itu untuk menetralisir racun? Kau benar sekali, karena kalian memang tidak memiliki hati. Buktinya? Ya, kelihatan banget dari kelakuan kalian tadi. Banyak racunnya."

~~~

Kejam dan suka menindas. Hal itulah yang melekat pada diri seorang Felicia Ruth. Bahkan, pada saat MOS berlangsung, ia justru memanfaatkan jabatannya di OSIS untuk menindas adik kelasnya yang baru saja menginjakkan kaki di jenjang SMA. Tak sendiri, Fel dibantu oleh sahabat-sahabat setianya. 

Namun, siapa sangka bahwa apa yang telah dilakukan Fel dan kawan-kawan justru menjadi bumerang untuk dirinya sendiri?

Apakah ini dendam yang terbayarkan seusai MOS? 

Benarkah sebuah pepatah, "Apa yang kau tanam, itulah yang akan kau tuai."?

💭💭💭

#300dayschallenge
#periode7

MT ~ Teenfict

⚠ PLEASE DON'T COPY MY STORY ⚠

Start publish: 200901
Finish publish: 210210

[TAHAP REVISI]
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Revenge After MOS to your library and receive updates
or
#38300dayschallenge
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
The Billionaire Prison cover
Sandyakala [Terbit] cover
[1] Two Hearts Find Love [END] cover
Raised by a Murderer 「Diasuh Oleh Seorang PEMBUNUH」 cover
Shadows of Two Hearts [E-book] cover
Amin Paling Serius [END] cover
Perihal luka [ Sudah Tersedia Di Shopee! ] cover
Cinta Pertama Rembulan cover
Kalo Suka Bilang! [END] cover
THE KILLERS (SELESAI) cover

The Billionaire Prison

59 parts Ongoing

[Budayakan VOTE Sebelum Membaca] The Billionaire Prison [Love is Difficult] Sungai Thames, London. 📌 "Bersihkan semua, jangan sampai ada yang tertinggal." Ucap tegas lelaki jangkung dengan rahangnya yang mengeras. "Baik sir, tapi bagaimana dengan wanita itu?" Lelaki itu berjalan pelan, melangkahkan kakinya menuju layar besar yang memperlihatkan seorang gadis tengah meringkuk dikasur. Dia tersenyum miring."Bawa dia ke kamar ku." Pengawal itu kembali mengangguk mendengar perintah tuannya dan langsung bergegas menuju pintu keluar yang ada di balik lorong gelap. "Kali ini, tak ada yang bisa menyelamatkan mu." Ucap lelaki itu dengan nada sinis. Suaranya mendesis dan terdengar sangat berat dan dalam seolah menyiratkan sesuatu yang besar dan gelap akan terjadi sebentar lagi.