I Want Us But I'm Not Enough

Semesta sibuk dengan candaan yang bagiku siksaan. Mungkin semesta sengaja mengujiku, mengolok-olok diriku yang semakin hari semakin lemah, semakin tak tahu diri, semakin menjadi.

Dibuatkannya rotasi agar aku bisa bersinggungan denganmu di tengah ratusan juta manusia di bumi.

Semua manusia sering melakukan kesalahan yang bahkan tak mereka sadari. Jika memang sadar, sengaja melupakan seolah-olah tak pernah ada yang terjadi. Dengan tak tahu diri, bertanya apa yang sebenarnya terjadi?

Mungkin dosa dan hukuman sudah menjadi topik utama yang tak perlu dijelaskan lagi. Namun, selain karna hal itu, apa alasanmu pergi meninggalkan janji-janji, menghancurkan semua mimpi-mimpi, mematahkan ekspetasi?

Bukankah begitu lancang kau datang membawa mimpi dan pergi meninggalkan janji-janji sesuka hati?

Pertemuan perpisahan sudah menjadi sifat alam yang fana bukan? Pertanyaan dan kenyataan ini semakin membuatku bingung.

Jika kisah berakhir disaat yang tidak tepat, jika kebenaran tak pernah bisa terungkap, maka siapa yang harus disalahkan? Semesta yang tak pernah mengizinkan, aku yang tak pernah berusaha, kamu yang selalu menghindar?

Jika kita harus bertanggung jawab dengan apa yang kita perbuat, siapa yang kita jinakkan. Maka siapa yang harus disalahkan ketika tanggung jawab terabaikan?