Terkadang kita tidak merasa bahwa perkataan kita menyakiti perasaan orang lain. Kita menganggap itu hanyalah sebuah candaan, tetapi pemikiran orang itu berbeda dengan kita. Mungkin ada yang menganggap bahwa kita benar-benar menyudutkan mereka. Padahal, nyatanya tidak seperti itu.
Dan saat kita menyadari bahwa banyak orang lain yang tersakiti, itu sudah terlambat. Orang-orang terdekat kita akan pergi, meninggalkan kita sendirian.
"Akulah yang salah. Mereka pergi karena perkataanku. Karena aku, akulah yang pernah menyakiti perasaan mereka. Aku pantas pergi, bukan?" - Kim Felisha.
"Kamu tidak salah, mereka juga tidak salah. Kamu hanya perlu belajar memperbaiki diri. Andaikan kamu tidak bunuh diri, akulah yang akan mencabut nyawamu. Masih banyak yang peduli denganmu." - Kang Taehyun.
{To all my friends, whom I have hurt, I'm sorry. Maybe it's too late, and you will never forgive me.
Kim Felisha, 16 Agustus 2018
The day before her birthday, a few hours before she cut her mouth. This letter is for everyone she has hurt.}
Status: Completed
Copyright 2020 by farrasayuvi30
Pertama dari dua yang tersisa. Mereka menyebutnya cakrawala biru dengan dua gumpal awan, dia terlihat membiru tiap fajar mulai membentang. Layangan menjadi simbol kebahagiaan, kungkungan dan tuntutan pulih menjadi perjalanannya menuju cakrawala merah jambu. Terlalu lekas hingga ia tak sempat menitip rasa pada Sembagi Arutala.
Kedua dari satu yang tersisa. Selepas biru mari bersapa dengan cakrawala biru semu merah jambu, menjadi langit senja merupakan hal yang semu. Dia tercipta karena gradasi antara cakrawala milik terang dan petang. Bakatnya selalu terjebak dalam dua perayaan hidup. Entah senang atau tenang yang pantas cakrawala merah jambu rayakan.
Ketiga dari yang tersisa. Keikutsertaan hitamnya langit malam bersama binar merah jambu yang melintang tidak menjadi penghalang perjalanannya meski ia ditetapkan menjadi malam. Terkadang, hidup hanya butuh malam bersama taram.
Mereka mengajarkan keikutsertaan dalam kehidupan. Perannya sama. Dunia membutuhkan langit biru untuk hidup. Dunia membutuhkan langit semu merah jambu untuk belajar melepaskan dua warna menuju gulita. Dunia juga membutuhkan malam sebagai waktu peristirahatan. Namun, tidak memungkiri apabila ketiganya bersinggungan dan dunia kehilangan langit-langitnya.