"Kalo kamu gak suka sama aku karena aku itu penyakitan gapapa kok. Karena suatu saat nanti aku gak akan ganggu hidup kamu lagi dan akan pergi dari kamu. Semoga kamu bahagia terus ya, Rey." Ucap Annaya sembari memandang Reynaldi dengan mata yang berkaca-kaca. "Tenang aja, Rey... hari ini aku gak akan ganggu kamu kok." Annaya tersenyum lalu memberikan gelang kepada Reynaldi.
Reynaldi terdiam memandang Annaya dengan tatapan yang sulit diartikan, ia tidak mengusir Annaya dengan penuh kebencian. Lalu ia menerima gelang itu, Annaya pun tersenyum lirih.
"Ini adalah sebuah pemberian terakhir dari aku. Tolong jaga baik-baik ya, Rey." Air mata gadis itu menetes, "Aku cinta sama kamu Rey." Kemudian gadis itu melangkah pergi meninggalkan Reynaldi yang terdiam karena penuturan dari Annaya.
"Gue juga cinta sama lo, Nay! Gue mohon jangan pergi." Tutur Reynaldi dengan suara bergetar.
SUDAH TERBIT DI GIRASOLE.PUBLISHER
[Plagiat dilarang mendekat!]
Cerita ini hasil murni dari pemikiran sendiri!
(Follow authornya ya!! yakali baca doang kaga follow, ehee)
Sebagian part di hapus, mau tau isi ceritanya? Skuy beli novelnya ya!!
Start: 16agustus 2020
Finish: 23oktober 2020
Rank
#1 - Berjuang (27-09-20)
#1 - Lupakan (27-09-20)
#1 - Annaya (27-09-20)
#1 - Reynaldi (02-10-20)
#1 - Sia sia (05-10-20)
#1 - Ambyar (06-10-20)
#1 - Retak (30-12-20)
#2 - Jahat (13-10-20)
#3 - Prolog (13-10-20)
#1 - Leukimia (11-11-20)
#2 - Pergi (16-11-20)
#1 - Cool (27-12-20)
#1 - Penyesalan (12-01-21)
#2 - Hancur (17-02-21)
#97 - Remaja (16-03-21)
#159 - Teenfiction (22-03-21)
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan