Story cover for Her is My Tear (fanfiction Bring The Suren) by Dafin93
Her is My Tear (fanfiction Bring The Suren)
  • WpView
    Reads 3
  • WpVote
    Votes 2
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 3
  • WpVote
    Votes 2
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Aug 16, 2020
Kim Namjoon, benarkah ia hidup karena arti sebuah eksistensi? Keberadaan yang nyata ketika ia dilahirkan sebagai anak manusia. Dengan suara hati yang terus mengisyaratkan akan sebuah rasa ingin kembali. Kembali kemana? Bukankah ia selalu pulang ke rumah kembali dari sekolah? Bukankah ia selalu berkunjung ke rumah ibunya setiap sekali dalam satu tahun? Kenapa ia harus kembali? Kemanakah ia harus kembali? Kembali kepada siapa? Tuhan? 

"Tuhan? Tuhan yang menciptakanku? Di mana dia? Dia siapa? Kalau aku diciptakan oleh Tuhan, itu berarti Tuhan juga punya pencipta?!"

"Kalau Tuhan diciptakan, itu berarti dia adalah bagian dari kita. Itu berarti kita bisa bertemu dengan dirinya dengan mudahnya. Tidak harus bertanya terus menerus seperti orang bodoh seperti ini." Aku terkesiap, gadis itu membungkamku dengan ucapannya
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Her is My Tear (fanfiction Bring The Suren) to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Don't Talk About Money by catheryn99
55 parts Complete
Pernah ga sih? Kalian sekelas sama anak beasiswa yang ganteng banget, pinter banget, tapi juga sombong banget. Padahal dia tuh miskin banget :( Bukannya Irin judging nih, tapi pernah sekali waktu dia sekelompok sama Tama dan maksa buat kerkel di rumahnya untuk tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia, dan Irin baru tahu, ternyata di Jakarta masih ada ya rumah yang base nya dari kayu tanpa di semen. Letaknya dalam gang kumuh yang bau sampahnya kemana-mana. Tapi jujurly, kalian ga bakal lihat Tama seperti lingkungannya itu, walau dia juga ikut milah sampah yang bisa di daur ulang atau bisa dijual lagi sama bapaknya, semua hal ini yang mendukung Tama mendapat beasiswa untuk berkuliah di universitas terbaik, di tempat yang sama dengan Irin, lewat jalur surat keterangan tidak mampu. Tapi Irin sangat kagum sama Tama, bukan karena wajahnya aja yang tampan, walau hidup Tama terlihat jauh lebih susah dari Irin yang turun naik Jazz ke kampus, Tama ga pernah sekalipun terlihat mengeluh, ga kaya Irin yang perasaan hidupnya ngeluh mulu, malah pinter juga masih pinteran Tama, makanya Irin suka sama Tama, kalo kata Irin sih suka aja, ga yang gimana-gimana, tapi Irin tuh jadi suka ngintilin Tama, minta sekelompok sama Tama, minta diajarin Tama, mau makan bareng Tama atau bawain bahkan beliin Tama makanan, nawarin Tama balik bareng, mau main ke rumah Tama, sampai Tama tuh jengah, dan dari situ Irin menyimpulkan Tama sombong berikut berpemikiran sempit. "Kamu bisa ga? Ga usah dekat-dekat dengan saya? Saya ga butuh belas kasihan kamu, Irin. Jangan bawain saya makanan lagi, ga perlu tawarin saya pulang bareng kamu karena saya bisa sendiri. Jangan masuk ke dunia saya karena kamu tidak cocok. Kamu tidak perlu menempatkan diri sebagai saya karena kamu tidak tahu bagaimana kehidupan saya berjalan. Tapi di luar semua itu, saya bisa menjalankan hidup saya sendiri, tanpa bantuan kamu" Tapi, prinsip Irin tetap satu sejak awal. "Kamu lihat aja, kamu bakal balik dan ngemis cinta sama aku!"
You may also like
Slide 1 of 10
[✓] In Your Grab Hand || Kim Yonghee - CIX cover
life choices <kim taehyung> (END) cover
My Papa [END] cover
PAPA BARU UNTUK MAMA ( END ) VKOOK - TAEKOOK  cover
KETIKA CINTA MENGHAMPIRI cover
Not Dynamic Life |END|  cover
Don't Talk About Money cover
My Illegal Love cover
Mr.Logical [END] cover
Ahjussi Milik Ku cover

[✓] In Your Grab Hand || Kim Yonghee - CIX

32 parts Complete Mature

"Kau terlahir sempurna, tetapi kenapa hidupmu begitu menyedihkan?" -Ahn Yujin "Saya pun tidak tau nona, kenapa hidup saya begitu menyedihkan. Dan saya juga tidak mengerti, kenapa saya masih hidup sampai hari ini dengan kondisi yang menyedihkan. Jika saya menemukan jawabannya, mungkin saya sudah bersama Tuhan." -Kim Yonghee Satu pertanyaan spontan Yujin dan satu jawaban dari Yonghee, membuat Yujin akhirnya jatuh penasaran pada Yonghee. Menurut Yujin, Yonghee adalah sosok laki-laki yang menggenggam luka di tangannya dan tanpa sadar, merubah dirinya.