Resistan
  • Reads 136
  • Votes 21
  • Parts 8
  • Reads 136
  • Votes 21
  • Parts 8
Ongoing, First published Aug 17, 2020
"Sebagai seorang wanita karir, dan seorang single mother. Saya rasa, saya nggak butuh seorang pria untuk bisa hidup dengan baik." 
-Ajeng Dwipta

"Pria tanpa wanita? Hahahaha, it's a bullshit." 
-Aluna meiska

Kalimat dua rekan kerjanya itu terus membekas di kepala Ulani, gadis itu semakin yakin bahwa wanita jauh lebih kuat dibandingkan Pria. Seorang wanita mungkin saja bisa hidup tanpa seorang pria. Akan tetapi, seorang pria sudah pasti tidak bisa hidup tanpa seorang wanita.

Ulani yakin dan percaya hidupnya akan baik-baik saja tanpa seorang kekasih. Dia membenci semua pria, kecuali Ayahnya. Karena baginya pria adalah sumber dari segala masalah yang ada di muka bumi ini.

Pemahaman itu terus dia yakini sampai akhirnya ia bertemu dengan seorang Akram Wijaya, Pria yang mematahkan seluruh argumennya, hingga ia berpikir
 "Benarkah pria tidak seburuk itu?"
All Rights Reserved
Sign up to add Resistan to your library and receive updates
or
#245stronggirl
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Job Offer: Wifey cover
Oh My, CRUSH! cover
Not Your Princess [End] cover
Tanda Seru cover
Rent a Date [FIN] cover
Personal Assistant! cover
Imperfect Couple cover
because of my stupidity cover
Mysha(21+)  cover
CRAZY LOVE || END cover

Job Offer: Wifey

36 parts Ongoing

Mendadak kehilangan pekerjaannya, Runa Anantari kini sah menjadi orang paling memprihatinkan di keluarganya. Berusia tiga puluh tahun, jomblo, ditambah lagi pengangguran. Namun, dunia Runa dibuat jungkir balik ketika William Arlan, aktor paling ngetop se-Indonesia yang sukses menggeser posisi Nicholas Saputra sebagai most wanted bachelor, tiba-tiba menawarkan pekerjaan kepadanya. "Sebentar..." Runa mengangkat sebelah tangannya. Keningnya berkerut dalam, meragukan kalimat di luar nalar yang baru saja ia dengar. "Barusan lo bilang apa?" "Gue bilang, gue sedang menawarkan pekerjaan buat lo," Arlan menyesap kopinya dengan tenang. Pria berkacamata itu meletakkan cangkirnya di atas meja sebelum melanjutkan. "Jadi istri gue."