Helena tak pernah menyangka jika ia akan mendapat anugerah untuk melihat dan berbicara dengan roh orang yang telah meninggal. Padahal sejak kecil, Helena hidup dengan normal. Namun kemudian, sebuah insiden membuatnya hidup dengan kutukan itu. Helena bukan lagi termasuk kategori orang hidup atau orang mati. Ia berada di antara keduanya sebagai perantara. Roh orang mati menyebut gadis itu sebagai Pengelana Kematian. Sedangkan para Pemburu Jiwa menyebutnya, Jiwa Terlantar.