"Aku masih mengingat jelas bagaimana kamu tersenyum saat pesta sore itu. Tatapan mata yang begitu hangat dan ramah. Tampak teduh dan hangat seperti matahari sore." Lirih Sharen memegang dadanya sendiri. Bahkan sampai sekarang dia masih merasakan degup jantungnya yang cepat setiap mengingat sore itu. 'Dia milikku, bukan milik mu' kursi yang di duduki Sharen kembali bergerak. "Aku yang mendapatkannya" mata Sharen kembali menyalang, raut wajahnya penuh dengan emosi. 'Dia hanya mengenal ku, tidak mengenal si buruk rupa' raut tawa yang lebar dan menyeramkan membuat Sharen semakin menyalang marah. Tongkat yang menjadi pegangannya kini kembali dia lemparkan pada kursi di sebelahnya. Racun yang sebenarnya bukan bahan kimia buatan ataupun zat pertahan diri pada makhluk hidup. Melainkan cinta dan kasih sayang yang diberikan. Xr.Nyy.