Replaying Love ( Proses Penerbitan )

Aku kembali ke Indonesia demi dirinya dan bahagia yang menjadi harapanku. Setelah perpisahan getir tiga tahun lalu, hidupku menjadi runyam dan menyedihkan. Segenap tenaga dan keyakinan kukerahkan demi kembali ke hadapannya dan meminta agar kami bisa mengulang segala hal indah yang pernah dilalui.

Namun, ternyata takdir telah menuliskan keadaan yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Ia lumpuh dan tampak terpuruk di atas kursi rodanya. Mata itu tajam menatapku penuh benci, padahal aku mencintainya dan masih menyimpan rasa untuknya. Aku ingin menyemai harapan baru setelah keterpurukan yang menimpaku.

Jika kondisi kami seperti tak memiliki harapan lagi, apakah aku bisa memperbaiki semua yang sudah terlanjur rusak dan runyam? Apa harapanku untuk bahagia bersamanya masih ada?