Aku berniat untuk pergi, tidak mau mengambil resiko dipergoki oleh orang lain-apalagi jika orang itu adalah Jiminnya sendiri. Saat aku mengangkat wajah, hendak berbalik kembali ke kelas, mata kami bertemu. Seperkian detik, hanya seperti itu. Hingga dia melebarkan senyumannya sesaat sebelum masuk ke lapangan untuk bermain. "Tae! Astaga aku nyari kamu kemana-mana, dimarahin sama Bu Hesti loh" "Heh! Kok ngelamun sih?!" "YA AMPUN TAE KAMU MIMISAN!" Memalukan sekali diri ini, tuhan.