Ada banyak orang yang menyukai hujan. Menyukai rintik yang memesona saat berduyun-duyun turun ke bumi, menghempas di tanah-tanah kering. Bagi mereka, hujan dapat memberikan ketenangan dan perasaan damai. Terlebih lagi setelah hujan reda, kala aroma tanah basah menyeruak ke dalam indra penciuman. Sungguh menyenangkan dapat menghirupnya.
Namun, bagaimana jika ada orang yang berbanding terbalik denganmu, tidak menyukai hujan? Bukan, bukan perasaan takut terhadap hujan, melainkan perasaan benci dan muak saat melihat hujan.
.
.
Tentang Pram, mahasiswa jurusan psikologi dan aktivis kampus yang berjumpa dengan perempuan aneh, yang tidak suka dengan hujan. Perempuan asing namun justru tampak seperti tidak asing. Perempuan yang memiliki bola mata hitam meneduhkan, yang binarnya cemerlang meski kadang temaram.
Sera Abigail, menjual tubuhnya demi bertahan hidup pada pria-pria yang haus pelarian. Hingga takdir membawanya pada seseorang yang salah, ayah dari sahabatnya sendiri. Seorang pria dengan kehidupan sempurna, mapan, berwibawa, dan sudah berkeluarga.
Di balik hubungan terlarang yang mulai menjeratnya, Sera menyimpan satu tujuan lain, mengungkap kebenaran tentang kematian ibunya.
Akankah Sera terus tenggelam dalam hubungan terlarang atau melepaskan perlindungan semu yang selama ini ia genggam?