"Anisa kecewa pada Abak. Anisa gak betah. Anisa tertekan di sini! Sudah seharusnya Abak memahami Anisa. Anisa capek. Semua keinginan Anisa selalu Abak bantah,"_ucap Anisa, ketika membantah perkataan ayahnya. Anisa marah dan kecewa pada Kyai Estan Jamaris, ketika keinginannya tidak terpenuhi. Gadis itu menghibur dirinya dengan keluar dari pesantren, bertemu orang-orang yang dapat memberikan kenyamanan. Akhirnya, dia kecanduan heroin. Bagi Anisa, heroin adalah penenang. Saat sudah merasakan efeknya, kata "pesantren" hilang dari hatinya. Kematian Amak membuat Anisa menyesali perbuatannya dan ingin sekali berubah. Namun, apakah Anisa mampu menjalaninya atau akan tetap berada di jalur lama bersama teman-temannya?