5 parts Ongoing Dikhianati. Dihancurkan. Dibuang.
Segala kepahitan dunia telah ia rasakan, meninggalkan luka yang tak terlihat namun membakar jiwa.
Hirun berdiri dengan tubuh gemetar, sorot matanya penuh keputusasaan, dengan suara lirih, hampir seperti bisikan, ia berkata, "Bisakah kamu membantuku?"
Sang vampir menatapnya dengan dingin, matanya redup namun penuh perhitungan.
"Apa keuntungannya untukku?"
"Darahku, tubuhku, hidupku, jiwaku... Semuanya untukmu." Jawabnya tanpa ragu.
Sang vampir tampak berpikir sejenak, bibirnya melengkung dalam senyum tipis yang sulit diartikan.
"Kurang." Katanya
Hirun mengerutkan kening bingung, "Apa lagi yang dapat kuberikan?"
Sang vampir mendekat, suaranya nyaris seperti bisikan di telinga Hirun.
"Hatimu, aku menginginkanya."
"Hah?"
_________
Teeradach selalu menikmati ketakutan manusia.
Baginya, kepanikan mereka, keputusasaan di mata mereka, adalah hiburan yang tak pernah membosankan.
Namun, takdir mempermainkannya.
Mate yang ia tunggu selama berabad-abad... ternyata terlahir sebagai manusia.
Dan yang lebih parah? Manusia itu membencinya.
"Bahkan jika yang kau katakan benar, aku tidak peduli!" Jirawat menatapnya tajam, suaranya tegas dan penuh kemarahan.
Teeradach mendesis, jemarinya mengepal di sisi tubuh, "Ini... pasti karena manusia itu, kan?" Suaranya lebih seperti bisikan, sedikit bergetar.
Jirawat mengerutkan kening, "Apa?"
"Apa kau lebih memilih dia daripadaku?" Mata Teeradach berkilat, ada kecemasan yang tak bisa ia sembunyikan, "Haruskah kubunuh dia?"
Jirawat menyeringai sinis, mendekat hingga tubuh mereka hampir bersentuhan, "Coba saja kalau berani."
Teeradach menahan napas. Ia tahu, melawan Jirawat hanya akan memperburuk keadaan.
Tapi ia tidak bisa kehilangan Mate-nya, tidak setelah menunggu selama ini.
Mata Teeradach berkilat gelap.
"Kalau begitu..."
Teeradach balas menatap tajam belahan jiwanya yang lebih tinggi darinya itu, "Terkurunglah di sini bersamaku."
"Selamanya."
***