Nagano Kiito pikir semua orang sepertinya: menyukai nasi kepal buatan ayahnya, menonton televisi untuk memerhatikan idolanya bernyanyi, dan buta selama beberapa detik tiap kali cahaya terpapar pada matanya. Namun ia tidak sadar bahwa telepon yang berdering nyaris tiap sepuluh menit dan pintu apartemennya yang digedor hampir setiap hari terjadi karena dirinya "berbeda". Saat ia sedikit menua dan dapat menatap cermin dengan jelas, ia baru sadar. Tidak semua orang memiliki dua pupil pada masing-masing manik kelabu yang berbentuk lambang "infinity" sepertinya. Ia terpaksa mengurungkan diri di rumah untuk menghindari orang-orang yang menginginkannya di koran-koran. Memasuki tahun kedua masa sekolah menengah pertama, ia memutuskan untuk melihat dunia luar selain taman di apartemennya. Misinya hanya satu: mencari seorang teman yang berani menatap kedua matanya. Yah, misinya tercapai. Namun ada yang harus ia bayar: harga dirinya di mata orang-orang. Bab baru akan diunggah tiap hari Senin dan Kamis! ⚠️⚠️TRIGGER WARNING⚠️⚠️ Cerita ini mengandung topik pelecehan seksual. [Hiatus, akan ditulis ulang]
19 parts