Hujan dan Sebuket Dandelion
6 parts Ongoing Ini tentang keluarga. Juga tentang hujan yang indah. Seperti halnya Naradra Carolina Abastra. Penyuka kaos oversize juga celana training yang sedikit kepanjangan. Gadis biasa-biasa saja dengan rambut panjangnya yang tergerai bebas. Ketika rintik-rintik hujan saling berjatuhan hingga berubah deras. Dia selalu ada untuk melihatnya menyambut bumi. Menciptakan suara melodi yang indah, dibalik awan gelap. Begitu juga dengan bunga dandelion, indah dengan caranya sendiri. Terbang bebas tanpa takut terlihat berbeda. Karena itu Nara suka dengan keduanya. Namun kekakuannya hanya satu, yakni seorang Damantara Gusti Pangestu.
Lelaki dengan rambut kecoklatan dan kacamata bulat yang bertengger sempurna menghiasi wajahnya. Bukan laki-laki culun juga berandal. Gusti selalu berhasil menjungkir balikkan hatinya. Dengan mata hitamnya yang memikat. Sayangnya, dia bergerak untuk sebuah rahasia kelam.
Namun, jika waktu terus mengikis rahasia yang selama ini mereka tutup. Apakah Tuhan masih memberi kesempatan untuk bersama? Atau justru mereka sendiri yang akan pergi, meninggalkan jejak yang kian dalam?
__________________________________________________
Gusti menghela napas. "Mau tau sesuatu?" matanya menatapku begitu serius.
"Sesuatu?"
Laki-laki itu mengangguk. "Tentang semua ini, yang mungkin buat lo risi?"