Sebelum baca, bantu vote dan komennya dulu ya temen-temen. Selamat membaca 🤗
Dalam hidup pasti ada yang namanya ujian. Allah menguji hambanya dengan berbagai macam cobaan yang Allah beri, bukan karena Allah tidak sayang kepada hamba -Nya. Melainkan, ingin melihat taraf kesabaran seorang hamba dalam menghadapi cobaan yang Allah beri.
Allah tahu kalau diri ini kuat untuk menghadapi cobaan yang diberikan. Yakinlah, bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hamba -Nya.
Namun bagaimana jika diri ini dihadapi cobaan yang begitu berlimpah, berat, bahkan berusaha mengikhlaskan nya pun sangat sulit?.
Bagaimana jika diri ini sudah terlanjur lelah akan banyaknya cobaan yang di berikan?.
_____________________________
Pria tampan itu menolak Alma hingga pinggulnya terantup ujung meja.
"Semuanya gara-gara lo!, semenjak gua menyetujui buat nikah sama lo, hidup gua jadi hancur, tau gak!"
"Harusnya perjodohan ini gak ada!, Aakh," Ilyas menarik nafasnya gusar, mengacak-acak rambutnya, Mukanya memerah seperti kepiting baru direbus, kini dia sangat murka.
Alma yang yang meringis menahan sakit, hanya bisa diam tertunduk seribu bahasa.
_____________________________
"Bagaimana kondisi nya sekarang, Bi?" Alma yang baru hadir seketika sangat menghawatirkan kondisi pria yang ada dalam ruangan yang bertuliskan ICU.
Keadaan kini sehening malam yang tak berlagu, menyiratkan keadaan duka disekitar nya.
"Kamu harus mengikhlaskan nya, Nak. suamimu akan bahagia di surga -Nya," Jawab Syathir.
_____________________________
~Hidup bukan tentang apa yang kita inginkan, melainkan tentang apa yang kita butuhkan. Menanti sesuatu yang akan seharusnya menjadi milik kita. Dan mengikhlaskan sesuatu yang yang akan kembali pada pemiliknya. Karena hidup akan menjadi indah pada waktunya.~
-Almaira Nuria Ibtisam
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan