Duniaku sangat indah. Bukan yang sekarang, tetapi masa lalu. Aku sudah mulai pandai menyembunyikan kesedihan. Tertawa palsu di bawah indahnya cakrawala dan terbisu dengan kesunyian malam. Jika belakangam ini senja sangat ramai dibicarakan, dijadikan icon, diabadikan dalam sosial media, dicatat dalam lirik lagu, juga dicantumkan dalam puisi. Memberikan kesan romantisme pada sang penikmat lukisan alam pembatas hari itu. Namun aku, Delima Putri Renaldi. Gadis remaja yang periang dikata orang. Tiba-tiba membenci semua hal tentang senja. Waktu yang berjalan terasa begitu mencekam. Tanpa memberikan seberkas cahaya dalam kegelapan. Lantas apa yang sekarang kuperjuangkan? Lanjut, berhenti, atau kembali? Sebelum akhirnya seseorang datang membawa pesan besar.