Segala sesuatu yang berhubungan dengan Luna bisa dikatakan nanggung.
Luna cantik, tapi tidak secantik itu.
Ia anak yang pintar, tapi tidak sepintar itu.
Ia baik, tapi tidak sebaik itu begitupun, ia jahat, tapi tidak sejahat itu.
Ia bahagia, tapi tidak sebahagia itu, dan dia sedih, tapi tidak sesedih itu.
Ia terlihat kuat, tapi tidak sekuat itu.
Luna terlihat tidak peduli, tapi tidak segitu acuh sampai tidak mengenali apapun yang berada di sekitarnya.
Dan segala hal tadi, membuat diri nya sempurna di atas ketidaksempurnaannya, menawan di atas kekurangannya, dan satu daya tariknya, yang mungkin jarang dimilikki orang lain, bahwa ia mengenal betul diri nya, ia paham kapasitas nya, ia menerima ia adalah seseorang Raden Adjeng Mezzaluna Aima Park.
**
Berbeda hal dengan Luna, segala sesuatu yang berhubungan dengan Hyunjin bisa dikatakan secara berkeseluruhan.
Hyunjin seluruhnya terlihat sangat tampan dan mewah, di saat yang sama seluruh nilai mata pelajarannya merah.
Ia seluruhannya menurut pada setiap perkataan ibu, di saat yang sama ia seluruhnya takut pada hantu.
Seluruhnya ia pandai menari dan bernyanyi, di saat yang sama seluruhnya ia hendak berhenti.
Itu lah seorang Hwang Hyunjin, yang dicipatakan oleh Tuhan secara keseluruhan dan totalitas.