Yang Dara inginkan bukan diperebutkan layaknya Dewi Shinta oleh Rahwana dan Rama, ia sadar betul wajahnya tidak secantik itu untuk jadi bahan rebutan.
Atau seperti Romeo dan Juliet yang tidak dapat restu orang tua ? Ia menggeleng, lagi. Bahkan orang tua nya pun tidak peduli jika ia pulang atau tidak, hidup atau mati, bagaimana bisa mereka mengurusi kisah cintanya ?
Tapi tunggu dulu, bagaimana bisa seorang Dara memikirkan tentang seperti apa pasangannya, jika disentuh pria saja ia bisa gemetaran. Tidak-tidak, bahkan bisa lebih dari itu, seperti pingsan mungkin. Teman sekelasnya sudah paham betul sifat Dara. Tidak ada yang berani mendekatinya, duduk sendiri dipojokan yang jauh dari tempat duduk rombongan laki-laki dikelasnya. Diam dan Di-diami adalah temannya selama ini.
Sampai mimpi buruk itu datang. Berwujud siswa baru yang dengan seenaknya duduk dikursi kosong disamping Dara. Dan yang lebih parahnya, ia tidak tahu apapun tentang kelainan Dara.
"Gue duduk disini ya ! Enak bisa mojok." ucapnya santai, tidak melihat tubuh Dara yang mulai berkeringat dingin.
"Kenapa lo liat gue gitu sih ? Terpesona sama kegantengan gue ?" Dan lagi, ia malah mendekatkan wajahnya kearah Dara.
Tubuh Dara gemetaran, untuk menoleh saja ia tak mampu, sungguh !!
"Wah lo agresif juga ya ! Natap gue-nya gitu bener. Tenang aja, lo bakal jadi cewek pertama yang dapet service gue kok."
Pria itu mendelik melihat wanita didepannya tak berkutik sedikitpun.
"Lo beneran udah gak sabar pengen gua terkam ya ?"
"Yaudah deh gue kasih, anggep aja ciuman selamat datang."
Pria itu mendekat dan mendaratkan bibir kurang ajarnya di-pipi Dara. Di detik itu juga, semuanya gelap.
Gadis itu pingsan lengkap dengan seragamnya yang basah karna keringat !! Ini gila !!
"Ini tentang Chandara Gata dan segala ketakutannya"