Langkah jenjang dengan heels hitam itu berjalan meninggalkan rumah dengan tas selempang mahal satu satunya yang ia punya. Setelan bajunya juga senada. Rok ketat pendek, dan baju putih yang dilengkapi blazer membuatnya tampak anggun. Ia berjalan menuju halte bus sambil menebar pesonanya. "Aishh, aku akan dimarahi jika aku terlambat. Aku harus segera ke halte," gerutunya dalam hati sambil mulai berlari menuju ke arah halte. "HEY! HEY!! JANGAN BIARKAN ORANG ITU LARI! HEYYY!!" seru seorang laki-laki yang berdiri beberapa meter dari depan Jane. "Apa ini? Aku? Apa salahku?" Ucap Jane dalam hati. "Ahh, dia pergi..." Kata pria itu sambil mengambil dompet Jane yang tergeletak dibawah tanah. "Ini dompetmu. Berhati-hatilah saat membawa tas. Kau tidak akan tahu kapan hal ini akan terjadi," Jane hanya tersenyum terpaksa, lalu mengambil dompetnya. Tanpa bilang apa apa ia memasuki bus yang sudah tiba di halte. "Bodoh sekali dia. Aku juga tak pernah membawa uang didalam dompet," Batinnya berkata. Jane Kim, perempuan tegar dengan sikap dingin dan cuek, bahkan menyebalkan, namun ia menyenangkan jika kau mengenalnya. Dibalik keceriannya, ada hal yang ditutupnya rapat rapat, hingga tak seorangpun mengetahuinya. Apa hal yang disembunyikannya itu? Baca kelanjutan cerita ini agar apa yang ia tutup dapat terkuak.