Kata orang, ketaatan suatu hamba akan terlihat ketika dia diuji antara harus memilih Sang Pencipta atau ciptaan-Nya.
Aku tidak pernah mengelabuhkan cinta, karena aku tahu, cinta adalah luka.
Lalu sebuah cahaya datang. Dia membawa sinar terang benderang yang mampu menerangi kehidupan. Mengenalkanku pada sesuatu yang sebelumnya tak ingin ku kenal, yaitu cinta.
Berpikir seolah semua akan baik-baik saja dengan memutuskan mengikuti kemanapun cahaya itu pergi, aku tahu keputusan yang kuambil adalah salah.
Pada akhirnya akupun merasakan luka itu. Luka antara harus memilih antara Sang Pencipta atau ciptaan-Nya.
"Ra, lo sadar nggak, sih, kalo udah menyangkut Tuhan, gue tuh nggak ada apa-apanya."
Kening Zahra mengernyit. "Maksud kamu?"
"Iya, gue nggak ada apa-apanya. Untuk nganter lo ke tempat meraih surga-Nya aja, gue bisa. Tapi kalo untuk berjalan bareng sama lo menuju surga-Nya, gue nggak bisa."
Teruntuk kamu cahayaku, jika memelukmu adalah luka, melepasmu adalah lara.
Karena layaknya Istiqlal dan Katedral, kamu dan aku, kita hanya ditakdirkan untuk bertemu, bukan bersatu.
Cover by @gracegraphic
24/01/2021
" 'Lauhul mahfudz' antara qobiltu atau innalilahi, antara kita dan malaikat izrail, antara kapan dan kafan, dan antara Ar Rahman dan yasin"
Menceritakan tentang Afhia Latifah Az-Zahra yang harus masuk pesantren dan di jodohkan dengan anak pemilik pesantren yang bernama Muhammad Zayyan Al Malik. Seorang Fhia yang berjuang karna mengidap penyakit tanpa sepengetahuan keluarga dan temannya kecuali sang adik ipar, Fhia yang harus mengetahui bahwa suaminya mencintai wanita lain, seorang Fhia yang berjuang mendapatkan cinta sang suami.
Akankah Fhia bisa meluluhkan hati suaminya?
Dan akankah Fhia bisa sembuh dari penyakitnya?
"Mungkin ada kata sulit untukku mencintaimu. Jika aku tidak melibatkan Allah dalam perjalananku"
-Muhammad zayyan al-malik-
"Apa mungkin tidak akan ada kata pantas untukku bersanding denganmu"
-Afhia Latifah Az-Zahra-