Dul meletakkan dirinya di ranjang, matanya menatap lingree yang masih terbentang rapi. Dia nampak gusar. Dul memberi memberi isyarat agar aku segera memakai lingree itu. Dan karena aku tak menurutinya, maka Dul yang bergerak menghampiri aku sambil membentangkan kedua lengannya yang sudah nyata disiapkan untuk menampung aku. Tubuhku bergetar hebat. Jantungku bersalto tak karuan. Aku hanya berharap Tuhan menolong aku. Mula-mula Dul mengelus pundakku. Kepalanya ditelusupkan diantara leher dan dada sedangkan jemarinya mulai mencopot kancing baju yang kukenakan satu persatu. Sebisa mungkin aku mencoba menahan kedudukan bajuku agar aurat tetap terbungkus. "Jangan Mas," suaraku nyaris seperti cicit seekor tikus yang sedang dibawah kekuasaan kucing lapar. "Kenapa ? Malu atau takut dosa?" Suara Dul terdengar serak mengerikan. Dia benar-benar sedang bangkit. Setiap penolakanku selalu berhasil digagalkannya. ________ Cover by Budi Tabahingati Cerita ini aku ikut sertakan dalam event lomba romance yang diadakan @benitopublisher #BenitoPublisher#LombaRomanceBenito#lomba benito#pemberontakan#romance#cinta#rindu#sastra#novelindonesia#Mae#budi#