Hening, Suaranya terdengar nyaring. Teriakan putus asa terdengar mengangkasa. Raganya lemah, langkahnya hilang arah. Wajahnya sayu, pakaiannya berantakan, jilbabnya sudah tak karuan. Bahkan kakinya pun sudah tak beralas. Ia tampak rapuh, tak seperti biasanya. Hujan lebat tak dihiraukan. Kakinya terus melangkah tanpa arah dan tujuan yang pasti. Ia sedang kecewa nampaknya. Malam semakin larut, hujan sudah berhenti sejak tadi. Menyisakan aroma petrichor yang kuat di tanah tanah lembab. Udara malam terasa segar sekaligus menyeramkan saat ini. Langkah gadis itu belum juga berhenti. Ia tiba di tepian jalan raya yang masih tampak ramai meskipun sudah hampir tengah malam. Ia berhenti di sebuah halte yang sepi, kebetulan ada seorang gadis seumurannya yang juga duduk disana, seperti sedang menunggu seseorang. ☆☆☆ Hallo, sebenarnya ini tulisan keduaku di wattpad cuma yang pertama sudah kuhapus. Jadi, ini yang pertama. Ini pertama kalinya aku nulis cerita yang beneran niat, jadi, mari bekerjasama. Salam kenal, pembacaku. . . . 27 Agustus 2020, Adaire
1 part