Mungkin Dikta tidak peduli apabila ku lukis sosoknya di seribu kanvas sekalipun, atau mungkin juga tak peduli aku menulis ribuan kalimat yang mendeskripsikan sosoknya di mataku, pun tak peduli jika aku menyelipkan namanya di setiap doa. Tapi aku sadar itu semua kemauanku. Dikta tidak pernah memintaku berbuat hal-hal seperti itu. Tapi aku tetap melakukannya karena aku mau.