𝐑𝐎𝐁𝐘𝐍 𝐇𝐀𝐙𝐄 sudah menerka kalau pembunuhan terakhir yang dilakukannya akan membuatnya dikejar musuh; membuatnya terus-menerus dilingkupi ketakutan dan bersembunyi. Tak cukup hanya itu, ia juga harus berurusan dengan masa lalunya yang menghantui, serta perjuangannya menemukan semangat hidup walau dirinya berharap untuk mati. Di lain sisi, 𝐃𝐈𝐀𝐍𝐀 𝐑𝐀𝐘𝐌𝐎𝐍𝐃 juga merasakan hal yang sama: tentang rasa bersalah akan kematian orang yang ia cintai, juga tentang reputasi buruknya sebagai malaikat kematian Almirmo. * * * [ THE CHAOS TRILOGY: BOOK II ] Berduka dan kesepian, Robyn Haze mencoba kembali menyatukan fragmen-fragmen dari kehidupan retak yang sejak lama dijalaninya. Ia mengisolasi diri dari semua upaya relasi dengan manusia lain, adiksinya akan minuman keras semakin tak terbendung, dan di atas semua itu, ia tak lagi mengharapkan kehidupan ini. Satu-satunya masalah dengan Robyn adalah ia terlalu pengecut untuk menghadapi hidup, yang mana semakin membuatnya mempertanyakan seluruh kewarasan yang dimilikinya. Ketakutan Robyn akan pembalasan dendam dari Keluarga Worcester, keluarga mafia yang menjadi musuh keluarganya, ternyata terbukti. Teror yang tanpa henti membuat Robyn harus terus berlari dan bersembunyi, membuatnya diliputi ketakutan setengah mati. Semua tekanan ini membuatnya semakin menggila, hingga pada suatu malam, semua sisi gelap Robyn Haze kembali bersatu pada satu titik terendah kehidupannya dan membuat huru-hara. Bersama Diana, Robyn kembali memenuhi panggilan akan dunia malam: melawan realita dengan kekerasan dan ancaman. Almirmo kembali dilumuri darah orang-orang tak bersalah, para pendosa semakin berkubang di dalam dosa mereka. Tetapi seperti kata Robyn, untuk apa menghindar kalau ia punya rumah untuk berpulang? 𝕸𝐀𝐘𝐇𝐄𝐌 𝐏𝐄𝐌 𝐏𝐀𝐑𝐄𝐍𝐓𝐈 | © 𝟐𝟎𝟐𝟏 𝐀𝐋𝐋 𝐑𝐈𝐆𝐇𝐓𝐒