Eripia, 7450 tahun pasca perang nuklir. Seorang prajurit kurir kerajaan Eripia memacu kudanya dengan kecepatan tinggi menuju ke arah sebuah istana batu bergaya babilonia, istana kota raja kerajaan Eripia. Dari cara prajurit tersebut memecut kuda tunggangannya pastilah ia membawa sebuah pesan yang sangat penting. Prajurit itu kini sedang mendaki sebuah bukit terjal. Beberapa saat yang lalu, ia baru saja melewati sebuah kawasan berbentuk kawah yang berukuran sangat besar dan tandus. Tidak ada manusia, tumbuhan ataupun hewan yang hidup disana karena merupakan kawasan mati. Selama ribuan tahun daerah itu selalu menjadi daerah kosong, tandus, dan mati tanpa penghuni. Kawasan tersebut merupakan salah salah satu lokasi tempat terjadinya ledakan nuklir super dahsyat pada era perang nuklir puluhan abad sebelumnya. Suhu ledakan nuklir dengan kekuatan ratusan hingga ribuan mega ton yang super panas telah merubah sifat dan struktur tanah menjadi sangat keras dan getas. Tanah yang sangat keras dan getas menyebabkan tumbuhan mikroskofis yang menjadi tumbuhan pioner dalam ekosistem tidak pernah dapat hidup.