"Apa? Mas mau menikah lagi?" tanyaku pada suamiku yang baru saja pulang. "Emangnya kenapa? Apa urusanmu? "Mas, aku ini kan istrimu. Tega sekali mas bicara seperti itu," ucapku lirih dengan mata mulai mengembun. "Asal kau tahu ya. Aku itu tidak pernah mencintaimu sejak awal kita menikah. Kalau bukan karena papi dan mamiku, aku tak akan sudi menikahimu," ujarnya sinis lalu meraih handuk. "Tapi ... apa salahku padamu, Mas. Kenapa sampai sekarang kau tidak bisa mencintaiku?" Mas Arya tertawa mengejek lalu menarik tanganku menuju cermin besar di kamar kami. "Kau lihat bayanganmu di kaca besar itu. Apa kau pikir pantas, perempuan cupu dan kampungan seperti ini bersanding denganku, seorang Arya Hadikusumo? Jangan mimpi kau!" caci laki-laki yang sudah hampir tiga bulan ini menjadi suamiku. Kemudian ia melenggang santai menuju kamar mandi. Aku menangis terisak. Hatiku sakit sekali mendengar cacian suamiku terhadapku. Memang sejak awal perjodohan, mas Arya pernah bilang kalau dia sudah punya pacar. Aku yang sudah terpikat dengan pesona dan ketampanan lelaki itu, langsung patah hati karena penolakannya.
12 parts