Perkara move on memang nggak akan ada habisnya, persis kayak yang lagi Ana jalani selama beberapa tahun terakhir. Lupa, ingat lagi. Lupa lagi, sebulan setelahnya, ingat lagi. Terus menerus begitu seakan nggak ada habisnya. Ana sadar betul kalau sebenarnya ia butuh 'pengganti'. Alih-alih sebagai pelampiasan, Ana butuh seseorang, setidaknya untuk berdiri sejajar bersamanya, disampingnya. - "Memang nggak mudah untuk yakin sama orang baru. Tapi saat dengar suaranya, rasanya seperti... walaupun segalanya nggak mudah, ketika dia disamping gue, gue pasti mampu melakukannya." -Ana "Sejak pertama kali melihat, gue merasa kalau gue harus menemani dia, maka dari itu, gue datang." -Dimas