Dunia ini cukup sesak dengan berbagai cerita.
Yang unik, ada satu kisah yang selalu menarik untuk diperbincangkan. Setiap insan pasti punya judul yang sama, dengan kisah yang berbeda. Cinta namanya.
Dan ini, cuma kisah cinta biasa, hanya sepersekian dari milyaran kisah cinta makhluk dunia.
Meskipun, ini hanya kisah cinta remaja putih abu, bersama segudang aktivitasnya. Tapi akan ku coba untuk memetik ranumnya hikmah dari setiap scene skenario yang telah dibuat-Nya.
Dapatkah aku merasakan sebaik-baik cinta? Ah, mana ada cinta yang tak baik?
Disisi lain, aku takut, apakah ini benar?
Ini aku, Ayl, dan sejuta rasaku.
Note : Ah, ini bukan kisah mengejar cinta, tapi kisah menjaga cinta
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan