Malam itu, sinar sang rembulan melintasi sunyi dan gelapnya malam, menyambut sebongkah senyum seorang gadis manis bersurai legam. Jemari lentiknya menerima genggaman pria dihadapannya, sang pangeran dengan sorot mata yang begitu hangat, bahkan menghangatkan dinginnya angin yang berhembus malam itu.