Berpura-pura tertawa ketika temannya membuat lelucon, berpura-pura menangis bila terjatuh, berpura-pura menjadi anak baik agar disayang Bunda. Hanya itu yang ia bisa lakukan, tak memiliki emosi dari lahir, membuatnya menjadi anak yang selalu memperhatikan keadaan, untuk meniru apa yang dapat membuatnya bahagia. Eh, bahagia? Ia tak merasakan apapun, hatinya kosong. Dingin yang dirasakannya bertahun-tahun. Kegelapan selalu melingkupi hatinya, sampai suatu hari ... ada kehangatan yang melingkupinya. Ia bisa tertawa seperti manusia pada umumnya, ia bisa merasakan berbagai emosi. Ia ... bahagia. Tapi, akankah ini akan berlangsung lama? _________________________________________ find me on my Instagram -@E.world8 -@Zahraadelia5540All Rights Reserved
1 part