Akhirnya dengan perlahan kucium kembali Asha, penuh hasrat dan nafsu yang membara. Asha menutup mata perlahan sambil membuka mulutnya, membiarkamku masuk menjelajah semua yang ada didalamnya. Bibir atas, bawah, bahkan lidah kami saling bergelut, bertukar saliva pun tak terhindarkan. Aku semakin dalam menekan tengkuk Asha, tangan kananku meraih pinggang rampingnya kemudian mengangkat gadis itu kepangkuanku tanpa melepas ciuman kami.