Pukul 6 Sore,Palembang
Terlihat ada seorang anak muda yang sedang melemparkan semua baju-baju keluar rumah.
"Agif kenapa kamu buang semua baju-baju kakakmu,lebaran nantikan Revan pulang.Ayo bersabar sedikit lagi"ujar ibunya yang sedikit menenangkan situasi.
"Sudahlah buk,jangan diharapkan lagi Revan untuk pulang kerumah ini.Dengarkan aku,mulai sekarang kita hidup hanya bertiga.Hanya ada ibu,ayah dan aku"saut Agif yang kemudian ingin membakar baju kakaknya itu
"Agif sabarlah nak,tolong matikan apinya terlebih dulu"saut ayahnya yang berusaha ikut menenangkan Agif
"Tidak yah,aku tidak akan berhenti sampai belum membakar semua barangnya"tegas Agif
"Apa yang membuat kamu semarah ini,ayo matikan dulu apinya,atau kamu mau ayah sendiri yang mematikan apinya,menggunakan tangan ayah sendiri ?"tanya ayah dengan geram
"Kenapa yah ? Kenapa ayah masih saja membela Revan.Kalau saja ayah tau apa yang sudah Revan katakan kepada ayah dan ibu,mungkin ayah akan terkubur sekarang juga"ujar Agif sambil menangis
Tiba-tiba ibu menampar Agif dengan sangat keras.
"Kelewatan kamu ! Beraninya kamu berbicara seperti itu kepada ayahmu,ibu tidak pernah mengajarkan kamu berkata seperti itu ! apa yang menjadi alasanmu"ujar ibunya
Tiba-tiba Zahra datang,Zahra adalah sahabat Agif dari kecil dan Zahra juga ikut menyaksikan pertengkaran Agif dengan Kakaknya itu.
"Agif tolong tenangkan pikiran mu ! Aku mohon jangan ceritakan semua pada orang tua mu !"Ujar Zahra yang cemas sambil menutup mulut Agif
"Aku sudah tidak tahan lagi,biarlah mereka tahu bagaimana sifat anaknya yang sudah mereka tunggu selama 5 tahun"ujar Agif sambil melepas tangan Zahra
"Jadi ibu dan ayah ingin tahu,kenapa aku bersikap begini ? Baiklah akan aku ceritakan"