"Berguna dong, Jay. Gue bisa pinter dan lo bisa bebas." Meda menarik kasar kerah seragam Jay hingga wajahnya berhadapan dengan wajah Meda, sangat dekat hingga hampir bersentuhan. "Gue nggak main-main, Jay."
"Lo kayak cewek murahan tau, nggak?" Jay mendorong bahu Meda, dapat dia lihat gadis itu tertegun beberapa saat, wajahnya tidak seceria sebelumnya.
Si Rajendra tersenyum miring, dia mendekat kepada Meda. "Atau lo emang cewek murahan?"
Namun, akhirnya Jay terbelalak, Meda yang yang menamparnya dengan senyum manis di bibirnya. Pipinya nyeri dan memerah, suaranya mencuri perhatian. Namun, orang-orang mundur perlahan, karena menyangka Jay akan melakukan pembunuhan.
"Pikir! Cewek murahan ini yang lo bilang bisa bikin lo sakit kemarin." Meda bahkan mendorong kening Jay dengan telunjuknya seakan merendahkan derajatnya sebagai pria.
"Lo juga harus inget, cuma gue yang bisa bikin lo bebas." Sekali lagi, Meda tampar Jay di pipi sebelahnya. "Dua kali hinaan, dua kali tamparan. Setiap lo hina gue, gue akan tampar lo. Semoga terbiasa."
Genre : Teenfiction
Tag : #projay #jayrajendra #andromedasekar #ansos #sosiopat #teenlite #remaja #romance #keluarga #persahabatan #project #jay #meda #otoriter #persaingan #eventMIKA #OnwardMedia #Logophilecom #novel
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan